Image Hosting

LUBUKLINGGAU-Tim evaluasi harga retribusi tambang golongan C mulai bekerja. Tim yang dibentuk Pemkot Lubuklinggau itu guna mengevaluasi harga retribusi tambang galian C.

Walikota Lubuklinggau, Riduan Effendi menjelaskan, retribusi tambang galian C sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini. Mengingat Peraturan Daerah (Perda) No. 14 tentang Tambang Golongan C dibuat pada 2004.

Untuk itulah walikota membentuk tim, Koordinatornya Bagian Pertambangan dan Energi. Sebelum menentukan harga retribusi baru pihaknya tetap memperhatikan kondisi di lapangan, seperti kemampuan penambang dan harga dasar hasil galian di lokasi tambang. Tidak hanya itu, pihaknya juga merujuk harga retribusi kabupaten tetangga, seperti Kabupaten Musi Rawas (Mura), Kabupaten Rejang Lebong dan lain-lain. “Hasil pengamatan tim di lapangan kemudian dipadukan dengan harga retribusi tambang daerah tetangga. Selanjutnya baru menentukan harga retribusi baru,” jelasnya.

Menurut walikota, apa yang dilakukan pihaknya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan tetap mengutamakan menjaga lingkungan dari kerusakan aktivitas tambang. Walikota berjanji, harga baru retribusi galian C secepatnya direvisi. “Secepatnya akan ditetapkan,” tegas walikota.


Dihubungi terpisah, Kabid Pertambangan dan Energi, Febriansyah menjelaskan, berdasarkan hasil pantauan di lapangan dan merujuk sejumlah Perda retribusi galian C milik daerah tetangga seperti Kabupaten Mura, Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Surolangun, retribusi galian C Kota Lubuklinggau paling rendah. Sebab, Perda galian C milik Kota Lubuklinggau diterbitkan 2004. Sedangkan sekarang sudah 2010 tentu sudah tidak sesuai lagi.

Menurut Febriansyah, pihaknya sudah menyampaikan draf rancangan Peraturan Walikota (Perwal) tentang harga baru retribusi galian c kepada Bagian Hukum Setda Kota Lubuklinggau. “Bagian Hukum yang akan menelaahnya sesuaian dengan kajian-kajian hukum. Disamping itu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ungkapnya.

Masih kata Febriansyah, pihaknya merencanakan revisi harga retribusi akan ditinjau dua tahun sekali atau satu tahun sekali. Bahkan bila memungkinkan harga retribusi disesuaikan dengan kondisi pasar atau kondisi perekonomian masyarakat. Sehingga harga retribusi bisa naik atau mungkin turun.

Sebagimana diketahui, Bagian Pertambangan dan Energi menergetkan Perwal harga baru retribusi tambang diterbitkan sebelum proyek 2010 dimulai. “Kami menargetkan harga baru retribusi tambang sudah ditetapkan sebelum proyek 2010 dikerjakan. Sehingga dapat meningkatkan secara signifikan PAD 2010,” ucapnya.

Menurut Febriansyah, tambang galian C di Kota Lubuklinggau cukup potensial. Akan tetapi karena harga retribusi masih murah sehingga membuat target PAD juga rendah. Sebagai contoh, PAD 2009 semula ditargetkan Rp 540 juta, tapi pada pertengahan tahun dinaikkan menjadi Rp 900 juta lebih. Itupun tidak tercapai dan hanya terserap sekitar 99 persen. Disamping itu tidak tercapainya taget PAD disebabkan beberapa tambang ditutup karena melanggar ketentuan.

“Jika harga retribusi dinaikkan, saya yakin PAD tambang galian C bisa mencapai Rp 2,1 hingga Rp 2,2 miliar per tahun,” tegasnya optimis

Ditempat lain, Kabag Hukum Setda Kota Lubuklinggau, Pauzi mengakui sudah menerima darf Perwal tersebut. “Saat ini kami sedang mengkajinya. Perwal harga retribusi baru galian C untuk merevisi Perda sebelumnya, sementara waktu sebelum membuat Perda baru,” pungkasnya melalui ponsel, kemarin. (02)

0 komentar

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic
Image Hosting

Pak Luuuuuuuuuurrrr...!!!

Tivi Dewek
“Mekak kite laade tivi dewek lamulai tayang dan pacak noton bola,” Kate Mamad. “Name hetu mad, tivi dewek tu, awo musim bola” tanye Pak Lur.
“La tula we tipi wang kite kak ugek acara tv gok wang aseng tua,’ uji Mamad. “Wai la pakam nia man tu, pacak le kite kak noton tivi dewek men gek tu,” uji Pak Lur.
“Nah biaso’a wang mosem bola kak benyak nobar,’ uji Mamad. “ lah nobar le nga kak, ape nobar tu” uji Pak Lur.
“Lah nonton bareng, uji wang mekak tu” kate Mamad. “Ah col kade mad, nak gek nobar nia mun de tivi dewek noton dewek,’ kate Pak Lur. “Nah pi hare le mun col antena e, masih nak nobar le” kate Mamad.(*)

    ARSIP BERITA