foto : m yasin/linggau pos
PERIKSA : Walikota Lubuklinggau, Riduan Effendi (tengah) didampingi Kepala Dinas kesehatan, Eddy Chandra (kiri) memeriksa fasilitas mobil pelayanan kesehatan gratis, di halaman gedung Kesenian, Selasa (9/3).
LUBUKLINGGAU- Disinyalir PNS dokter dan bidan di lingkungan Pemkot Lubuklinggau banyak membuka praktik pribadi pada jam kerja. Dugaan tersebut diungkapkan Walikota Lubuklinggau, Riduan Effendi, pada acara audiensi dan stressing petugas kesehatan di lingkungan Pemkot Lubuklinggau.
Dihadapan 400 pegawai Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau di gedung Kesenian, Jalan Garuda Kelurahan Kayu Ara, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, walikota menekankan kepada jajaran Dinkes agar tidak membuka praktik pribadi mulai pukul 7.30 WIB hingga pukul 14.00 WIB.
“Baik dokter maupun bidan yang berstatus PNS. Saya tahu masih ada beberapa tenaga kesehatan yang membuka pratik pada jam dinas. Kedepan saya tidak mau lagi melihat dan mendengar hal itu. Silakan kalian membuka praktik tapi diluar jam dinas. Utamakanlah tugas selaku pegawai. Berdosa kita kalau tidak menjalankan tugas, padahal kita menerima gaji dari Negara yang merupakan uang rakyat,” tegas walikota, Selasa (9/3).
Walikota mengaku, berdasarkan hasil inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukannya beberapa hari lalu, ada beberapa Polindes tidak dibuka. “Petugasnya membuka praktik pribadi di rumah.
Walikota juga memerintahkan kepala Puskesmas untuk mengaktifkan Pustu, Polindes dan Puskeslur. Sekaligus mengawasi tenaga kesehatan yang ditugaskan ditempat tersebut. “Tugaskan, dan bagi tugas tenaga kesehatan ke Pustu, Polindes, dan Puskeslur. Kalau tidak difungsikan percuma saja dibangun,” ucapnya.
Walikota mengajak jajaran Dinkes untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. “Layani masyarakat dengan penuh keramahan. Jangan memandang orang dari sisi penampilannya saja. Marilah secara bersama-sama kita bekerja dengan baik untuk wujudkan Lubuklinggau Sehat 2011,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut walikota sempat melihat fasilitas di dalam mobil pelayanan kesehatan gratis. Walikota menjelaskan, mobil pelayanan kesehatan gratis sama dengan Puskesmas keliling. “Sistem kerjanya tidak terjadwal. Maksudnya mobil pelayanan kesehatan gratis ini akan mengunjungi pemukiman penduduk yang sulit dijangkau petugas dari Puskesmas,” ucapnya.
Ditambahkan walikota, fasilitas di dalam mobil tersebut cukup lengkap. “Selain peratan medis juga dilengkapi call centre. Sehingga masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan bisa langsung menghubungi,” terangnya.
Menurut walikota, idealnya keberadaan mobil tersebut dua unit. “Untuk sementara jadilah seunit dulu. Optimalkan dulu pengoperasiannya. Nanti akan ditambah seunit lagi,” katanya.
Kadinkes Kota Lubuklinggau, Eddy Chandra menambahkan, mobil tersebut untuk menjangkau daerah yang sulit atau tidak terjangkau. “Jadi mobil ini sifatnya mem-back up pelayanan kesehatan. Istilahnya tanggap pelayanan kesehatan. Atau dengan kata lain mengantisipasi sebelum mewabahnya suatu penyakit. Kami memiliki data baik dari Puskesmas dan surveilans. Data tersebut menjadi bahan evaluasi sehingga terdeteksi lebih awal,” jelasnya.
Dia memberi contoh, misalnya, di kawasan tertentu terjangkit atau mewabah suatu penyakit. “Maka kami menurunkan mobil pelayanan kesehatan. Dengan begitu petugas kesehatan segera memberikan pelayanan untuk pencegahan maupun pengobatan kepada masyarakat,” terangnya.(02)
0 komentar