LUBUKLINGGAU- Penganekaragaman konsumsi pangan (diversifikasi pangan) berbasis sumber daya lokal di Kota Lubuklinggau belum maksimal. Buktinya, makanan terbuat dari terigu masih menjadi primadona pada setiap kegiatan acara di lingkungan Pemkot Lubuklinggau.
Hal itu dapat dilihat dari menu makanan yang diberikan kepada tamu undangan pada setiap acara, yang diadakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkot Lubuklinggau.
Padahal pemerintah daerah diwajibkan mendorong Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) berbasis lokal. Ketentuan tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No.22 Tahun 2009 tentang Kebijakan P2KP Berbasis Sumber Daya Lokal. Dan surat edaran Menteri Pertanian No.04/PP.310/M/1/2010 tetang Dukungan bagi P2KP.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Kota Lubuklinggau, Gumala Murni mengakui konsumsi pangan berbasis lokal belum banyak digunakan, khususnya pada setiap kegiatan SKPD.
Namun demikian, lanjut dia, pihaknya sudah menindaklanjuti surat edaran, dengan meneruskan surat tersebut ke seluruh SKPD di lingkungan Pemkot Lubuklinggau.
“Selain itu kami juga sudah mengirimkan surat ke hotel-hotel dan usaha jasa penyedia makanan. Diharapkan menu makanan yang disajikan lebih banyak menggunakan bahan pangan lokal seperti ubi, jagung, dan pisang,” ucapnya.
Ditambahkannya, untuk mendukung P2KP pihaknya sudah membentuk kelompok usaha pangan olahan. Setidaknya ada 27 kelompok tersebar di delapan kecamatan dalam Kota Lubuklinggau. “Dari 27 kelompok tersebut 13 kelompok diantaranya sudah mendapat bantuan peralatan untuk menunjang usaha makan olahan,” ucapnya.
Tujuan dibentuknya kelompok ini selain untuk meningkatkan pendapatan masyarakat juga untuk menopang P2KP. “Setiap acara yang diselenggarakan SKPD di lingkungan Pemkot Lubuklinggau diharapkan membeli makanan dari kelompok tersebut,” harapnya.(02)
0 komentar