Kantor Pemkot Tidak Dilengkapi Alat Pemadam Kebakaran
KAYU ARA- Ternyata, pemerintah mengabaikan keselamatan. Buktinya, hampir seluruh kantor milik Pemkot Lubuklinggau termasuk kantor walikota pun tidak ada alat pemadam kebakaran baik berupa tabung racun api maupun hidran.
Kepala Kantor Satuan Polisi Pamongpraja (Kakan Sat Pol-PP) Kota Lubuklinggau, Alha Warizmi melalui Kasi Pemadam Kebakaran, Basirudin saat dikonfirmasi wartawan koran ini tidak membantah sejumlah kantor tidak ada racun api. Menurut dia, pada awal berdirinya Kota Lubuklinggau perna diadakan racun api yang dibagi-bagikan ke kantor SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di lingkungan Pemkot Lubuklingau. Berdasarkan pendataan yang dilakukannya pihaknya baru-baru ini, hanya sejumlah SKPD saja yang masih memiliki tabung racun api. Diantaranya di Badan Pendidikan dan Pelatihan (Bandiklat).
“Saya lihat di Bandiklat masih ada. Hanya saja, racun api itu mungkin sudah kadaluarsa. Kalau sudah kadaluarsa tidak ada gunanya lagi karena diseprotkan, api tidak padam. Maka dari itu perlu dilakukan isi ulang. Tidak perlu beli tabung racun api baru tapi bisa diisi ulang,” katanya kepada wartawan koran ini, Sabtu (9/10) .
Ia juga tidak menampik penyediaan alat pemadam kebakaran terkesan diabaikan. Ia mengaku tidak tahu persis kenapa hal itu bisa terjadi karena ia baru beberapa bulan dilantik mejadi Kasi PBK. “Mungkin orang menganggap ditugaskan di PBK, buangan. Ada yang menyatakan demikian, sehingga tidak mau mempelajari tugas dari PBK itu sendiri,” ungkapnya.
Dia menambahkan, pihaknya sudah merencanakan untuk melengkapi peralatan pemadam kebakaran termasuk racun api. Yang sudah dibuat perencanaannya untuk pengadaan mengkapi peralatan di mobil PBK diantaranya selang, nozel, helem, dan pakaian tahan api dan hendy talki (HT). “Selang yang ada saat ini sudah mulai banyak yang bocor. Helem yang ada tidak standar untuk petugas PBK. Kalau pakaian tahan api memang belum ada,” ucapnya.
Disamping itu, lanjut Basirudin, pihaknya akan memfungsikan kembali bak penampungan air untuk menanggulangi jika terjadi kebakaran. Di Kota Lubuklingau ini ada tiga bak penampungan tersebut diantaranya di depan RS dr Sobirin, di sekitar Stasiun Kerata Api dan di dekat Kantor PBK lama atau kantor Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Lubuklinggau saat ini bertempat di Kelurahan Pasar Satelit, Kecamatan Lubuklinggau Utara II.
Bukan itu saja, bahkan ia merencanakan setiap kecamatan dibuatkan bak penampungan air. Disamping itu ia juga sudah merancang memasang hidran di kawan padat penduduk dan tempat umum. “Membawa mobil PBK ke kawasan padat penduduk sulit dilakukan, disamping karena jalan sempit juga kurangnya kesadaran masyarakat untuk memberikan jalan kepada petugas PBK. Jusru pengendara sepeda motor parkir sembarangan karena ingin melihat kebakaran,” paparnya.
Dengan adanya hidran di lokasi tertentu, sehingga mobil PBK untuk memback up saja. Mengenai armada PBK saat ini ada 6 unit terdiridari kendaraan roda enam ada 5 unit dan satu unit roda empat. Selain itu satu unit pompa air apung dan pompa sedot. “Jumlah armada 6 unit cukup, hanya saja perlu satu unit PBK yang dilengkapi tangga hidrolik. Mengiat gedung di Kota Lubuklinggau ini sudah ada yang berlantai 5. Sudah sepantasnya kita memiliki PBK yang dilengkapi hidrolik untuk memadamkan api bangunan bertingkat,” jelasnya.
Bukan itu saja, mantan sopir Walikota Lubuklinggau ini berkeinginan memindahkan pos induk PBK di kawasan pusat kota. Pos induk berada di komplek perkantoran Pemkot Lubuklinggau Kelurahan Kayu Ara, Kecamatan Lubuklinggau Barat I ini terlalu jauh. Selayaknya pos PBK berada di tengah sehingga tidak terlalu jauh menjangkau kawasan bila terjadi kebakaran. Sebenarnya pos lama yang saat ini jadi kantor DKP masih cocok menjadi pos PBK. “Kalau disetujui saya akan mengusulkan memindahkan pos PBK,” ungkapnya lagi.
Jumlah PBK saat ini ada 40 orang, dengan rincian 18 orang PNS dan 18 TKS (Tenaga Kerja Sukarela) dan masih ada 4 tenaga honor. 40 petugas itu dibagi menjadi dua regu piket satu kali 24 jam, masing-masing regu berjumlah 20 orang. Namun demikian walaupun ada petugas piket yang tidak piket pun siap membantu jika terjadi kebakaran. “Petugas yang tidak piket siap memback up jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran,” ucapnya.(06)
0 komentar