Image Hosting

Menuju Kebijakan Masa Depan Bangsa

LUBUKLINGGAU- Moment Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) XXVII di Depok, 5 November mendatang, diharapkan bisa menjadi evaluasi kritis menuju kebijakan masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik. Harapan tersebut tentunya menjadi harapan seluruh rakyat Indonesia, tak terkecuali anggota HMI cabang Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas (Mura), Fa’uzobihi, seperti diungkapkannya kepada wartawan koran ini, Kamis (30/9).
“5 November mendatang, keluarga besar HMI akan mengadakan hajat besar yaitu Kongres XXVII di Depok. Acara yang berlangsung selama satu minggu tersebut merupakan musyawarah HMI cabang se-Indonesia. Bukan saja untuk memilih ketua umum baru, akan tetapi ini sebagai forum para mahasiswa intelektual yang akan mengemukakan gagasan dan pemikiran untuk kebaikan bersama selama dua tahun kedepan,” kata pria yang akrab disapa Ahong itu.
Ditambahkannya, HMI sebagai organisasi perkaderan sadar bahwa kongres adalah salah-satu kegiatan dari perkaderan. Sebagaimana diketahui, perkaderan adalah usaha organisasi yang dilakukan secara sadar dan sistematis selaras dengan pedoman perkaderan HMI.
“Sehingga memungkinkan seorang kader HMI mengaktualisasikan potensi dirinya menjadi seorang kader Muslim-Intelektual-Profesional yang memiliki kualitas insan cita. Bagi HMI, momentum dua tahunan ini adalah saat yang paling tepat untuk melakukan evaluasi kritis serta meneropong kebijakan-kebijakan secara cerdas kedepan,” lanjutnya.
Tentu saja, semua ini diarahkan semata-mata untuk menguraikan kembali tali-temali problem dan gagasan agar HMI kedepan mampu merumuskan blue print atas perjuangan bangsa. Secara teoritis, perbandingan gerak organisasi dan gerak perubahan yang terjadi di luar organisasi dapat menjadi tolak ukur guna menilai tingkat kesiapan dan kematangan maupun kemapanan suatu organisasi.
“Jika ada kesenjangan yang besar antara dua gerak tersebut, berarti organisasi sebagai kumpulan individu di dalam sistem organisasi masyarakat berada jauh di belakang, maka berarti tingkat kemapanan organisasi itu dapat dikatakan sangan lemah. Organisasi semacam ini menurut teori tersebut lambat laun akan semakin tersingkir dari dinamika perubahan yang besar dan kompleks. Kondisi ini paling maksimal, organisasi dapat bertahan di pinggiran dengan eksistensi dan keberadaan serta akses yang lemah terhadap sistemnya,” jelasnya.
Dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun, suatu organisasi termasuk HMI harus melakukan kritik otokritik (mengkritik diri sendiri). Kritik yang sebenarnya merupakan bagian penting dalam kehidupan organisasi, sehingga menjadikan kualitas kehidupan menjadi lebih baik.
Bahkan dengan sendirinya tidak akan mengetahui secara pasti apakah HMI dalam keadaan solid atau rapuh. Apabila hal ini terjadi, maka HMI akan keliru dalam menentukan kebijakan organisasi dan ini sangat berbahaya. Evaluasi itu harus dilakukan secara terus-menerus sepanjang keberadaan organisasi itu.
“Evaluasi adalah suatu metode untuk melihat dan mengetahui secara nyata akan kelemahan, kekurangan maupun potensi organisasi. Kekurangan dan kekuatan yang dimiliki seterusnya akan dipergunakan untuk menetapkan arah perjuangan kedepan. Pesta demokrasi terakbar di HMI tahun ini adalah wahana evaluasi-kritis dan kontemplasi-proyektif. Mekanisme seperti ini mesti terus dilakukan, kontinuitas rekonstruksi dan reformulasi HMI dilakukan secara permanen. Karena rumusan yang visioner dan berdimensi futuristik akan berimplikasi positif bagi eksistensi HMI di tengah setting yang berubah secara dramatis. Mari kita sambut kongres HMI XXVII, selamat berpesta demokrasi,” ajak Ahong.(07)

1 Responses to Kongres HMI XXVII Untuk Evaluasi Kritis

  1. Selamat dan Sukses Atas Terlaksananya Kongres HMI XXVII.. Smoga Semua Amanah Kongres menjadi Media dalam Meningkatkan Pembangunan di Bumi Persada NUsantara Yang Kita Cintai Ini

     

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic
Image Hosting

Pak Luuuuuuuuuurrrr...!!!

Tivi Dewek
“Mekak kite laade tivi dewek lamulai tayang dan pacak noton bola,” Kate Mamad. “Name hetu mad, tivi dewek tu, awo musim bola” tanye Pak Lur.
“La tula we tipi wang kite kak ugek acara tv gok wang aseng tua,’ uji Mamad. “Wai la pakam nia man tu, pacak le kite kak noton tivi dewek men gek tu,” uji Pak Lur.
“Nah biaso’a wang mosem bola kak benyak nobar,’ uji Mamad. “ lah nobar le nga kak, ape nobar tu” uji Pak Lur.
“Lah nonton bareng, uji wang mekak tu” kate Mamad. “Ah col kade mad, nak gek nobar nia mun de tivi dewek noton dewek,’ kate Pak Lur. “Nah pi hare le mun col antena e, masih nak nobar le” kate Mamad.(*)

    ARSIP BERITA