Image Hosting

LUBUKLINGGAU- Ternyata kerja tim monitoring yang dibentuk Polisi Resort (Polres) Lubuklinggau hingga Kamis (17/6) belum bekerja maksimal. Terbukti para petugas yang tergabung dalam tim itu belum berhasil menemukan para pelaku spikulan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium, sebagaimana diharapkan masyarakat.

Terbukti, masih banyaknya mobil pribadi yang menggunakan tangki buatan, ikut antri panjang para kendaraan roda dua, maupun empat di setiap SPBU yang ada di wilayah Kota Lubuklinggau. Bahkan Sabtu (19/6) mobil Suzuki Carry warna merah, Nopol BG 2386 LH, yang terbakar di lokasi SPBU Margamulya, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, diduga salah satu mobil yang menjual Premium ke pengecer, karena di dalam mobil itu diditemukan tangki minyak yang sudah dimodifikasi. Ini membutikan bahwa petugas belum bekerja maksimal dalam mengantisipasi adanya tindakan yang dilakukan oknum tertentu yang merugikan masyarakat. Dan itu diketahui setelah mobil tersebut terbakar saat hendak mengisi Premium di SPBU Margamulya. 

Para penimbun BBM ini mendapatkan dengan mudah Premium, karena adanya kerja sama dengan pegawai SPBU. Bahkan berdasarkan investigasi koran ini, mobil pribadi yang dirubah tangki minyaknya, bisa antri atau mendapatkan Premium dalam satu hari minimal tiga kali, dengan kapasitas tangki hingga 60 liter hingga 200 liter. Kemudian para pembawa jeriken, muatan 20 liter hingga 35 liter, setelah mendapatkan Premium, dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat memberi fee (uang jasa) kepada pegawai SPBU Rp 5.000/jeriken.

Artinya, dugaan mantan Ketua DPD PKS Kota Lubuklinggau, Abdul Haris Almi ada keterlibatan para pengurus dan pegawai SPBU dengan para spikulan, membuat Premium di Kota Lubuklinggau ini menjadi langka dan harga jualnya menjadi melonjak (mahal) ada benarnya. Bayangkan untuk harga Premium di tingkat eceran di pinggir jalan berkisar Rp 6.000 hingga Rp 8.000/liter. Para pengendara terpaksa membeli Premium harga jual tinggi itu, karena tidak sanggup ikut antrian panjang atau tidak ada waktu untuk ikut antri. 

Dan antrian panjang kendaraan roda dua dan empat di SPBU Margamulya, Taba Jemekeh, dan Megang, mulai pukul 06.30 WIB hingga Pukul 18.00 WIB Minggu (20/6) masih terlihat panjang. Bahkan Untuk SPBU Margamulya baru melayani konsumen untuk Premium pukul 10.00 WIB. 

“Alasannya Premium habis, masih menunggu suplay dari PT Pertamina. Padahal, kami tahu persis, saat kejadian kebakaran SPBU langsung tutup. Artinya Premium untuk jatah Sabtu(19/6) masih ada. Kalau pihak SPBU memikirkan masyarakat, tentunya pemilik SPBU ini bisa melayani masyarakat dengan Premium yang ada, sesuai dengan jadwal waktu bukanya SPBU itu. Setelah habis, atau mobil tangki dari Pertamina datang, pelayanan bisa dihentikan sementara menunggu pengisian dari tangki yang datang tadi,” kata Sar, warga Kelurahan Moneng Sepati, yang ikut dalam antrian panjang, Minggu(20/6), dengan nada kesal.

Hal ini diperpara lagi belum adanya perhatian serius pihak Pemkot Lubuklinggau, dalam hal ini Walikota Lubuklinggau, Riduan Effendi, dan anggota DPRD Kota Lubuklinggau untuk menyelesaikan masalah kesulitan masyarakat mendapatkan Premium.(04)

0 komentar

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic
Image Hosting

Pak Luuuuuuuuuurrrr...!!!

Tivi Dewek
“Mekak kite laade tivi dewek lamulai tayang dan pacak noton bola,” Kate Mamad. “Name hetu mad, tivi dewek tu, awo musim bola” tanye Pak Lur.
“La tula we tipi wang kite kak ugek acara tv gok wang aseng tua,’ uji Mamad. “Wai la pakam nia man tu, pacak le kite kak noton tivi dewek men gek tu,” uji Pak Lur.
“Nah biaso’a wang mosem bola kak benyak nobar,’ uji Mamad. “ lah nobar le nga kak, ape nobar tu” uji Pak Lur.
“Lah nonton bareng, uji wang mekak tu” kate Mamad. “Ah col kade mad, nak gek nobar nia mun de tivi dewek noton dewek,’ kate Pak Lur. “Nah pi hare le mun col antena e, masih nak nobar le” kate Mamad.(*)

    ARSIP BERITA