LUBUKLINGGAU-Pembangunan Salter di kawasan objek wisata Bukit Sulap mendapat perhatian serius Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kapas, Nusirwan. Dia menilai pembangunan itu tidak transparan dan tak pernah koordinasi dengan masyarakat sekitarnya.
Demikian diungkapkan Ketua LSM Kapas, Nusirwan saat mengunjungi Graha Pena Linggau. “Pembangunan kawasan Bukti Sulap gagal, kenapa pengerjaannya tanpa koordinasi dengan masyarakat sekitar,” katanya.
Setidaknya pembangunan kawasan Bukit Sulap benar-benar dapat dimanfaatkan dengan pemberdayaan pengerajin lemper. “Sebaiknya sebelum pengerjaan bangunan, perlu adanya koordinasi dengan tokoh pemuda, ulama, LSM ,” jelasnya.
Dia berharap kepada Pemkot Lubuklinggau segera melaksanakan evaluasi terhadap hasil pembagunan bukit sulap. “Evaluasi ini sangat penting guna mencari langkah konkret dalam memberdayakan pengerjaan lemper,” katanya.
Walikota Lubuklinggau, Riduan Effendi saat dikonfirmasi terkait pernyataan Ketua LSM Kapas tersebut mengatakan, setiap pembangunan tentu ada pro dan kontra. Hal itu bisa saja terjadi. Mengenai manfaat, lanjut Walikota, saat ini belum terasa manfaatnya. “Belum terasa manfaatnya. Lagi pula Selter itu belum dibuka untuk umum masih akan dilengkapi fasilitas pendukungnya. Jika nantinya sudah dibuka masyarakat sekitar baru akan merasakan manfaatnya,” papar Walikota, Sabtu (7/8).
Walikota menambahkan, Selter itu dibangun tempat pengunjung beristrilahat sabil melihat indahnya pemandangan. “Pengembangan objek wisata Bukit Sulap belum selesai. Masih banyak yang perlu dilengkapi. Bahkan kami masih terus mencari investor yang bersedia mengembangkan kawasan itu,” pungkasnya. (08/06)
0 komentar