Image Hosting

Kebersihan Kota Masih Memprihantinkan

Kamis, 14 Oktober 2010

Menjelang Penilaian Piala Adipura

LUBUKLINGGAU- Kondisi titik pantau penilaian piala Adipura 2011 memprihatinkan baik mengenai kebersihan maupun penghijauan. Berdasarkan pantauan wartawan koran ini di lapangan terlihat drainase masih dipenuhi endapan lumpur bercampur sampah.
Demikian pula rumput tumbuh subur di dalam dan pinggiran drainase belum dipangkas. Bukan itu saja, juga masih terlihat tumpukan sampah baik di pinggir-pinggir jalan lingkungan dan jalan protokol. Puluhan pohon penghijauan yang mati pun belum diganti. Seperti pohon penghijauan di Jalan Kalimantan, Jalan Yos Sudarso, Jalan Kenanga I, Pasar Satelit dan lain-lain.
Berdasarkan catatan wartawan koran ini, pohon yang paling banyak mati di Jalan Kalimantan jumlahnya mencapai 15 batang. Di Pasar Satelit sekitar 3 hingga 4 pohon. Penghijauan di Jalan Yos Sudarso juga cukup banyak yang mati. Padahal diperkirakan akhir Oktober ini tim penilaian Adipura dari Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH) Regional Sumatera bertempat di Pekan Baru, Riau.
Asisten II Sekda Kota Lubuklinggau, Hermansyah Unip tidak membantah kondisi tersebut. Dia berjanji besok (hari ini Kamis, 14/10) pihaknya akan memanggil camat dan lurah masing-masing wilayah. “Nanti saya minta Asisten I, Izhar Safawi untuk memanggil camat dan lurah. Sebab Itu tanggung jawab camat dan lurah,” janjinya, Rabu (13/10).
Menurutnya soal kebersihan kota harus bergerak cepat bukan hanya menjelang penilaian Adipura semata. Akan tetapi, Sabtu (16/10) nanti peringatan HUT Kota Lubuklinggau. “Kita malu, banyak tamu dari luar daerah,” ucapnya.
Ia juga mengaku, prihatin terhadap sikap dan kepedulian aparat pemerintah. “Seharusnya aparat selaku motivator harus memiliki kepedulian. Lihatlah sendiri, masyarakat yang membuang sampah di depan toko tidak lagi memperhatikan jadwal. Seharusnya melihat kondisi tersebut, lurah atau camat termasuk ketua rukun tetangga (RT) menegur masyarakat agar tidak membuang sampah sembarang waktu. Ketika diatas pukul 8.00 WIB tidak bolah lagi meletakan sampah di depan toko. Seharusnya aparat pemerintah rajin memperingatkan, datangi dan tegur secara baik-baik pasti masyarakat akan patuh. Kententuan jadwal membuang sampah tersebut sebenarnya sudah lama diberlakukan. Akan tetapi karena aparat lengah masyarakat pun tidak akan memperhatikan lagi. Kalau hanya mengandalkan petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) tidak terlayani. Makadari itu perlu kepedulian,” jelasnya.
Ia juga sangat menyayangkan, sikap aparatur dalam menyikapi piala Adipura hanya sebatas menjalankan program saja. “Padahal Adipura bukan sekedar untuk mendapatkan piala. Kalau hanya ingin dapat piala, mudah. Adipura sebagai motivasi untuk menjaga kebersihan lingkungan dan teduh (clean and gren city),” ucapnya.
Menurut dia, setelah memanggil camat dan lurah dirinya langsung mengawasi kondisi di lapangan. “Nanti akan saya awasi langsung di lapangan. Kalau hanya stressing tampaknya tidak jalan,” tegasnya.
Hermansyah mengungkapkan, tim dari Kantor Lingkungan Hidup (KLH) dan DKP sejak sepekan terakhir juga melakukan pemantauan lokasi titik pantau. Bahkan setiap lokasi difoto sebagai bahan untuk mengevaluasi. “Foto itu nanti akan dipaparkan saat rapat evaluasi lanjutan yang akan diadakan Senin (18/10). Nanti ketahuan daerah yang mana belum ada perubahan,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, rapat evaluasi tahap pertama menjelang pantau I penilaian piala Adipura 2011 sudah dilakukan, Sabtu (18/9) lalu. Rapat saat itu diadakan di Op Room Moneng Sepati kantor Walikota Lubuklinggau dipimpin langsung Asisten II Setda Kota Lubuklinggau, H Hermansyah Unip, didampingi Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH), Erwin. Rapat tersebut disamping untuk menyatukan persepsi juga sebagai warning bagi SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) agar segera melakukan tindakan nyata terkait menjelang penilaan piala Adipura.
Saat itu, Asisten bidang Pembangunan dan Ekonomi stessing peserta rapat , kritikan pedas ditujukan kepada seluruh SKPD yang berkaitan dengan terhadap penilaian Adipura diantaranya Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Dinas Kesehatan (Dinkes). Kemudian, Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Pengelolaan Pasar (DKUMKM dan PP) Dinas Pendidikan (Disdik), Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan (DTPPK) dan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo).
Menurut mantan kepala DKP Kota Lubuklinggau ini, setelah Kota Lubuklinggau mendapatkan piala Adipura hampir seluruh dinas terkait lengah. Dibeberapa titik lokasi terlihat tumpukan sampah. “Sejak kita mendapatkan Adipura, lihatlah sendiri suasana kota. Saya tidak perlu sebutkan lokasinya. Program piala Adipura diadakan bukan untuk sesaat saja, tapi dilakukan terus menerus dan ada peningkatan. Tapi kenyataan di lapangan, lihatlah sendiri kondisi kebersihannya,” ungkap Hermansyah Unip saat itu.
Disamping itu, ia menginstruksikan camat agar memperhatikan masalah sampah yang dibuang warga khusunya di kawasan pusat kota. Ingatkan lagi pemilik Ruko membuang sampah jangan sembarangan waktu, itulah yang menyebabkan sampah berserakan, buanglah sebelum mobil DKP mengambil sampah atau sekitar pukul 7.00 WIB. Selain itu camat juga mesti peduli pohon penghijauan yang sudah ditanam. Kalau ada pohon yang mati atau di tebang warga, tegur.
“Saya lihat pohon yang di Jalan Yos Sudarso sudah banyak yang mati sengaja disiram oli. Pemilik Ruko yang ada di dekat pohon itu harus bertanggungjawab, minta ganti. Saya sudah berulangkali mengiatkan perhatikan pohon-pohon yang sudah mati, ganti dengan tanaman baru yang sudah besar jangan menanam bibit, tapi tidak ditindaklanti. Kalau begini terus bagaimana kita bisa mempertahankan Adipura. Tim penilai Adipura itu tahu, kalau kita tanam bibit lagi, artinya tidak berhasil. Dan nilai kita akan jatuh,” paparnya.
Lagi pula kalau setiap tahun menanam bibit di lokasi yang sama kapan akan selesai dan kapan pula pohon akan besar kalua mati terus. “Untuk itu saya tekankan camat tolong menjadi perhatiaan soal penghijauan di wilayah saudara masing-masing,” perintahnya.
Selain itu, ia menegaskan agar tong sampah tidak dipindah-pindah. “Saya minta, tong sampah harap diletakkan permanen, jangan lagi sepeti tahun lalu saat akan menilai di sini ambil tong sampah di sana. Saya tidak mau lagi seperti itu,” tegasnya.
Kepada Kadis Kesehatan, Hermansyah Unip mengatakan, tolong ingatkan kepala Puskesmas yang menjadi lokasi titik pantau. “Terutama masalah berita acara pemusnahan limbah medis,” ucapnya mengiatkan.
Untuk diketahui biasanya penilaian Adipura pantau I dilakukan antara Oktober hingga Desember. “Pantau II, Pebuari hingga Maret 2011. Sedangkan pantau III atau verifikasi April atau akhir Mei. Sedangkan penyerahan piala Adipura saat peringatan Hari Lingkungan Hidup tingkat nasional diperingti pada Juni.(06)

0 komentar

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic
Image Hosting

Pak Luuuuuuuuuurrrr...!!!

Tivi Dewek
“Mekak kite laade tivi dewek lamulai tayang dan pacak noton bola,” Kate Mamad. “Name hetu mad, tivi dewek tu, awo musim bola” tanye Pak Lur.
“La tula we tipi wang kite kak ugek acara tv gok wang aseng tua,’ uji Mamad. “Wai la pakam nia man tu, pacak le kite kak noton tivi dewek men gek tu,” uji Pak Lur.
“Nah biaso’a wang mosem bola kak benyak nobar,’ uji Mamad. “ lah nobar le nga kak, ape nobar tu” uji Pak Lur.
“Lah nonton bareng, uji wang mekak tu” kate Mamad. “Ah col kade mad, nak gek nobar nia mun de tivi dewek noton dewek,’ kate Pak Lur. “Nah pi hare le mun col antena e, masih nak nobar le” kate Mamad.(*)

    ARSIP BERITA