LUBUKLINGGAU-Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau sepanjang 2010 penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) masih mendominasi penderitanya mencapai 13.948 jiwa. Sedangkan urutan kedua tekanan darah tinggi 6.980 penderita.
Informasi tersebut seperti dikatakan Kadinkes, Mulyanto melalui Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Bisman Dalimunthe kepada wartawan koran di kantornya bertempat di Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Selasa(25/1).
Ia menambahkan, penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat menduduki peringkat terbanyak ke tiga 5.427. Selanjutnya saluran pernapasan bagian atas 5.095 penderita, Diare 4.750, infeksi penyakit usus yang lain 3.771. Penyakit kulit alergi juga cukup tinggi penderitanya 3.153 orang, tonslitis 3.070, Gingivitis dan penyakit periodental 2.335, malaria klinis 2.160 penderita. “Kesepuluh penyakit tersebut bukan penyakit KLB (Kejadian Luar Biasa),” ucapnya.
Untuk diketahui KLB adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit. “KLB adalah penyakit yang dapat menimbulkan kematian, dalam kurun waktu tertentu. Misalnya flu burung,” jelasnya.
Kriteria tentang KLB berdasarkan Keputusan Dirjen No. 451 Tahun 1991, tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa. Menurut aturan itu, suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.
Setelah itu adanya peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu), Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya. “Sementara untuk 10 besar penyakit tersebut hanyalah suatu penyakit yang ringan. Ringan dalam hal dapat disembuhkan dan diatasi oleh Dinkes Kota Lubuklinggau,” ucapnya.
Ditanya soal kegunaan data 10 besar penyakit tersebut Bisman Dalimunte menambahkan, sebagai pemantauan wilayah, tindak lanjut dari penyakit tersebut dan pencegahan serta penyuluhan melalui puskesmas. “Setelah ada data tersebut kita dapat mengidentifikasi kapan penyakit tersebut mengjangkit. Setelah itu dapat kita diagnosa penyebabnya sehingga pada 2011 ini kita tidak kewalahan untuk melakukan pencegahan,” jelasnya.
Ia menghimbau kepada seluruh masyarakat Kota Lubuklinggau untuk memperhatikan kebersihan lingkungannya karena 10 penyakit tersebut akibat cuaca, pola hidup, dan faktor usia. “Dimulai dari hal yang terkecil yaitu cuci tangan sebelum makan,” pungkasnya.(Mg01)
Informasi tersebut seperti dikatakan Kadinkes, Mulyanto melalui Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Bisman Dalimunthe kepada wartawan koran di kantornya bertempat di Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Selasa(25/1).
Ia menambahkan, penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat menduduki peringkat terbanyak ke tiga 5.427. Selanjutnya saluran pernapasan bagian atas 5.095 penderita, Diare 4.750, infeksi penyakit usus yang lain 3.771. Penyakit kulit alergi juga cukup tinggi penderitanya 3.153 orang, tonslitis 3.070, Gingivitis dan penyakit periodental 2.335, malaria klinis 2.160 penderita. “Kesepuluh penyakit tersebut bukan penyakit KLB (Kejadian Luar Biasa),” ucapnya.
Untuk diketahui KLB adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit. “KLB adalah penyakit yang dapat menimbulkan kematian, dalam kurun waktu tertentu. Misalnya flu burung,” jelasnya.
Kriteria tentang KLB berdasarkan Keputusan Dirjen No. 451 Tahun 1991, tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa. Menurut aturan itu, suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.
Setelah itu adanya peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu), Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya. “Sementara untuk 10 besar penyakit tersebut hanyalah suatu penyakit yang ringan. Ringan dalam hal dapat disembuhkan dan diatasi oleh Dinkes Kota Lubuklinggau,” ucapnya.
Ditanya soal kegunaan data 10 besar penyakit tersebut Bisman Dalimunte menambahkan, sebagai pemantauan wilayah, tindak lanjut dari penyakit tersebut dan pencegahan serta penyuluhan melalui puskesmas. “Setelah ada data tersebut kita dapat mengidentifikasi kapan penyakit tersebut mengjangkit. Setelah itu dapat kita diagnosa penyebabnya sehingga pada 2011 ini kita tidak kewalahan untuk melakukan pencegahan,” jelasnya.
Ia menghimbau kepada seluruh masyarakat Kota Lubuklinggau untuk memperhatikan kebersihan lingkungannya karena 10 penyakit tersebut akibat cuaca, pola hidup, dan faktor usia. “Dimulai dari hal yang terkecil yaitu cuci tangan sebelum makan,” pungkasnya.(Mg01)
0 komentar