LUBUKLINGGAU-PDAM Tirta Bukit Sulap (TBS) memberikan waktu hingga Januari 2010, bagi pelanggan yang belum membayar tunggakan. Pihak PDAM tidak akan memberikan toleransi kepada pelanggan, terlebih kepada pelanggan yang menunggak sejak tahun 2002.
Berdasarkan hasil perhitungan sementara, hutang pelanggan kepada pihak PDAM mencapai Rp 2 miliar. “Memang setelah dicek, ada pelanggan yang sejak 2002 dan 2003 hingga sekarang belum pernah bayar alias menunggak. Bila tidak diselesaikan hingga Januari 2010, mau tidak mau, suka tidak suka kami akan mutuskan sambungan pelanggan,” demikian diungkapkan Direktur PDAM TBS Lubuklinggau Suparman, di gedung DPRD Kota Lubuklinggau, Sabtu (12/12).
Langkah tegas ini, menurut Suparman, bukan semata-mata mengurangi jumlah pelanggan. Melainkan memberikan teguran kepada pelanggan demi lancarnya pendistribusian air. “Distribusi air tentunya membutuhkan dana. Nah, kalau mereka tidak bayar, bagaimana PDAM dapat berjalan. Toh kita butuh modal. Karena itu, kami imbau mereka untuk membayar tagihan sesuai batas waktu yang diberikan,” ingat Suparman.
Ketika ditanya mengapa ada pelanggan menunggak sejak 2002-2003 tidak diputus? Secara tersirat diakui Suparman, ada kesalahan manajemen masa lalu. “Tampaknya kesalahan manajemen, untuk itu kami akan memperbaiki secara bertahap,” janjinya.
Suparman menambahkan, besarnya hutang pelanggan kepada PDAM atau piutang PDAM menjadi salah satu penyebab belum sehatnya PDAM TBS. Hal ini belum lagi ditambah tingginya tingkat kebocoran mencapai 55 persen yang terdiri dari 35 persen dari faktor teknis dan 20 persen dari faktor non teknis. “Khusus faktor non teknis, bisa saja disebabkan karena kesalahan pembacaan meteran oleh petugas, atau memang dikarenakan tagihan belum dibayar,” ucapnya.
Untuk menekan tingkat kebocoran ini, perlu dibuat neraca air. Didalam neraca akan diketahui berapa air yang diproduksi setiap bulannya dan berapa jumlah konsumsi air oleh pelanggan. Dengan begitu, akan diketahui volume air yang hilang. “Hilangnya air besar kemungkinan karena adanya kebocoran pada pipa. Nah, selama ini kami sulit untuk mendeteksi kebocoran karena alatnya belum ada. Mudah-mudahan 2 tahun kedepan kami sediakan. Yang jelas, 2014, saya menargetkan PDAM TBS sudah menjadi BUMD yang sehat,” ucapnya.
Lebih jauh ia mengatakan, penyertaan modal PDAM yang tertuang dalam Raperda Pengaturan dan Retribusi Daerah yang mana pada Sabtu (12/12) lalu, sudah disahkan menjadi Perda, menjadi langkah awal menjadikan PDAM TBS sehat. Dengan modal tersebut, pihaknya segera akan memasang pipa distribusi dan pipa sambungan rumah (SR) dengan harapan adanya peningkatan jumlah pelanggan baru.
“Hutang, tingkat kebocoran, management, maupun aliran dana yang masuk dan keluar, menjadi faktor penyebab perusahaan ini belum sehat. Nah adanya pemasangan pipa distribusi dan SR, kami berharap masyarakat banyak menggunakan air PDAM. Dengan begitu, salah satu permasalahan yakni belum sebandingnya jumlah pelanggan dan karyawan PDAM akan terselesaikan,” urainya. (02)
0 komentar