LUBUKLINGGAU-Janji Pemkot Lubuklinggau segera memperbaiki jembatan putus di Kelurahan Batu Urip Taba, Kecamatan Lubuklinggau Timur I sudah dipenuhi, dengan mulainya pengerjaan perbaikan jembatan itu, Sabtu (12/12).
Pantauan wartawan koran ini, sejumlah pekerja mulai membuka satu persatu kayu dan papan yang menggantung di kawat seling jembatan yang menghubungkan antara Kelurahan Batu Urip Taba dengan Kelurahan Batu Urip Kecamatan Lubuklinggau Utara II. Supaya perbaikan jembatan cepat selesai, hari libur pun para pekerja tetap bekerja.
Minggu (13/12), sejumlah pekerja menarik kawat seling lama yang masih menggantung di tiang jembatan. Kawat seling putus maupun kawat seling yang utuh ditarik dari tempatnya dengan menggunakan katrol.
Untuk membuka kawat seling itu membutuhkan keahlian khusus, hingga kemarin malam, masih ada seutas kawat seling yang tercebur ke Sungai Kelingi belum terangkat. Sebagaimana diketahui, menurut keterangan Sekda Kota Lubuklinggau, Akisropi Ayub, perbaikan jembatan tersebut menggunakan dana tanggap darurat. Dan jembatan itu direhab total. Semua kayu, papan, dan seling jembatan diganti baru, mungkin tiang penyangga jembatan yang tidak diganti. “Tampaknya tiang penyangga jembatan masih kokoh, kemungkinan tidak diganti,” kata Sekda beberapa hari lalu.
Sekedar mengingatkan, jembatan gantung tersebut putus Minggu (1/11) lalu. Putusnya salah satu kawat seling jembatan disaat warga sedang bergotong-royong mengganti kayu jembatan. Akibatnya puluhan warga yang berada di atas jembatan, terjun bebas ke Sungai Kelingi.
Gotong royong tersebut dikoordinir Ketua RT 1 Syamsul Basri, Ketua RT 2 Mustofa, dan Ketua RT 6 Erwin Susanto dari Kelurahan Batu Urip Taba bersama anggota DPRD Kota Lubuklinggau, Romi Jaya. Mereka terlebih dahulu memperbaiki pangkal jembatan di Kelurahan Batu Urip Taba.
Sementara warga Kelurahan Batu Urip dikoordinir Ketua RT 2, yang juga anggota DPRD Kota Lubuklinggau, Zulhijah, memperbaiki pangkal jembatan yang ada di Kelurahan Batu Urip. Sehingga kedua kelompok warga tadi bekerja mulai dari wilayah kelurahannya masing-masing.
Kendati dua kelompok warga posisi kerjanya terpisah dan saling berseberangan, melihat dari rencana kerjanya masing-masing kelompok saling menuju ke bagian tengah jembatan. Sebelum peristiwa putusnya jembatan gantung panjang sekitar 98 meter, lebar 2 meter, kedua kelompok warga beristirahat dan menunaikan salat Dzuhur.
Kronologisnya, saat sejumlah warga yang bergotong royong tepat berada di bagian tengah badan jembatan, tiba-tiba kawat seling pada salah satu sisi jembatan terputus. Tak pelak semua warga berikut peralatan kerja seperti kayu, paku, palu dan sebagainya, yang berada di bagian tengah jembatan tadi jatuh ke sungai yang ada di bawah jembatan.
Akibat kejadian itu, tujuh warga menjadi korban luka-luka dan harus dilarikan ke IGD RSUD Siti Asiyah Kota Lubuklinggau. Ketujuh warga yang terluka itu, yakni Erdiansyah (23), Jarmas (50), Zaini (27), Muhammad (50), Asnawi (30), Bidin (40) dan Herman (25). (02)
0 komentar