Image Hosting

LUBUKLINGGAU- Pedagang Kaki Lima (PKL) di Terminal dan Jalan Kalimantan siap pindah jika proyek peningkatan jalan dan terminal tersebut mulai dikerjakan. “Pada dasarnya tidak ada maslaah lagi kami siap pindah,” kata Effendi Hambali, Ketua Ikatan Keluarga Pedagang Terminal Kalimantan (IKPTK) kepada wartawan koran ini, Jumat (17/9).
Menurut dia, pedagang belum pindah dari Terminal Kalimantan ke jalan di samping Mapolres Lubuklinggau, bukan disebabkan ada penolakan dari pedagang. Akan tetapi karena belum ada kejelasan dari kontraktor kapan proyek akan dikerjakan.
“Bukanya kami tidak mau pindah lebih awal. Jika waktu perpindahan pedagang dengan pelaksaan proyek terlalu lama dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak. Bagimana tidak kalau pedagang sudah pindah sementara proyek belum dikerjakan, pasti akan menimbulkan pertanyaan dikalangan pedagang,” ucapnya.
Jika proyek itu akan dikerjakan dengan dibuktikan adanya bahan material dan peralatan di lokasi. “Dengan demikian pastilah pedagang akan berpikir, jadi nian proyek peningkatan jalan. Masyarakat sekarang ini maunya bukti kongrit,” paparnya.
Menurut Effendi, rencana pemindahan pedagang akan dilakukan dalam waktu satu atau dua hari ke depan. “Berdasarkan hasil rapat bersama tim Pemkot Lubuklinggau pada 20 September nanti pihak kontraktor mulai mengerjakan proyek diawali dengan meletakan alat pembantu pekerjaan di lokasi. Dan besok (hari ini, Sabtu 18/9) tim Pemkot kembali akan melakukan pemetaan di lokasi pemindahan pedagang di jalan samping Mapolres Lubuklinggau. Sebab tanda petak yang dibuat sebelumnya sudah hilang.
“Petak-petak yang di cat sudah hilang semua. Mengiat pengecatan peyak tersebut dilakukan pada akhir April. Sebab rencana awal katanya Mei proyek dikerjakan tapi nyatanya tertunda hingga sekarang. Tertundanya pengerjaan proyek itu bukan disebabkan oleh pedagang tapi pihak kontraktor yang menunda-nunda,” bebernya.
Ditambahan Effendi, terkait rencana pemindahan pedagang dirinya mewanti-wanti rekannya untuk tidak terpancing isu-isu yang belum tentu kebenarannya. “Saya meminta kepada rekan-rekan agar tidak terpancing isu,” harapnya.
Untuk itu ia, mewaspadai kemungkinan adanya pihak ketiga yang akan memanfaatkan situasi dengan memanas-manasi pedagang. “Saya mewanti-wanti kepada rekan-rekan waspa provokator. Kita tidak mau kejadian 2005 terulang kembali. Pemidahan pedagang saat itu terjadi gejolak. Bahkan hingga merusak aset dan membakar mobil Pemkot Lubuklinggau. Peristiwa kelam itu jangan sampai terjadi lagi, kita semua yang rugi,” paparnya.
Menurut Effendi Jalan dan Terminal Kalimantan sudah saatnya untuk direnovasi dan di tata ulang, sebab kondisinya sudah kumuh. “Itu pusat kota, malu kita dilihat pendatang kondisi kota kumuh seperti itu,” akunya.
Pernyataan hampir sama juga dikatakan Junaidi, Koordinator Serikat Pedagang Kaki Lima (SPKL) Kota Lubuklinggau. Menurut Junaidi, pedagang emperan di Jalan Kalimantan juga siap pindah jika proyek mulai dikerjakan. Demikian juga pedagang buah di pinggiran Jalan Kalimantan. “Tidak ada masalah pedagang siap pindah,” akunya.
Untuk mengantisifasi gejolak dilakangan pedagang lanjut Junaidi, pihaknya melakukan pendekatan dan memberikan pengertian kepada rekan-rekannya yang kritis. “Rekan yang vocal diberikan pengertian. Pada dasarnya pedagang bukan dipindahkan akan tetapi ditempatkan dan ditata ulang karena Jalan Kalimantan akan ditingkatkan. Seperti kita ketahui bersama jalan tersebut kondisinya sudah rusak, di sana-sini berlubang,” imbuhnya.
Junaidi mengaku, pihaknya sudah tahu pada 20 September proyek itu mulai dikerjakan. Bahkan dirinya sudah memberikan informasi tersebut kepada pedagang di Jalan Kalimantan. “Tidak ada masalah mereka siap pindah. Pada dasarnya bagi pedagang emperan di Jalan Kalimnatan tidak begitu sulit untuk pindah sebab mereka tidak memiliki gerobak, seperti pedagang di dalam Terminal Kalimantan. Pedagang emperan lebih mudah untuk pindah,” akunya.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Pengelolaan Pasar (DKUMKMPP) Kota Lubuklinggau, Fajarudin mengatakan, pihaknya bersama tim Pemkot sudah mengadakan rapat bersama perwakilan pedagang. “Hasilnya, mereka bersedia pindah seperti dalam rapat yang dilakukan beberapa bulan lalu,” katanya didamping Seketaris, Guntur dan Kabid Pasar, Cik Ali di Pasar Bukit Sulap (PBS) Kota Lubuklinggau.
Fajarudin memperkirakan perpindahan pedagang membutuhkan waktu tiga hingga empat hari ke depan. Mengiat gerobak-gerobak pedagang saat dipindahkan mungkin saja ada yang patah sehingga butuh proses untuk memperbaiki gerobak. Bayangkan saja besok (hari ini Sabtu, 17/9) mengecek ulang lokasi.
“Mungkin tanda petak-petak yang dicat sebelumnya sudah hilang. Maka dari itu perlu dibuat lagi petak baru. Untuk mengecat tanda petak-petak pedagang paling tidak membutuhkan waktu satu hari. Kemungkinan Minggu (19/9) pedagang berkemas-kemas pindah,” urainya.
Cik Ali, menampik pengetian yang keliru dikalangan masyarakat. Kata dia, masyarat sering membuat pernyataan pedagang diusir. “Kami tidak mungkin mengusir pedagang. Kami hanya menempatkan di tempat yang lebih baik dan layak. Tidak benar pemerintah mengusir pedagang. Justru kami bersyukur dengan adanya pedagang. Saya menjadi Kabid Pasar karena ada pedagang. Coba kalau tidak ada pedagang tidak mungkin ada dinas pasar, apa yang akan diurusi kalau tidak ada pedagangnya,” akunya.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Lubuklinggau, Azhari Yuhan, selama proyek dikerjakan fungsi Terminal Kalimantan sementara waktu dipindahkan ke Terminal Pasar Atas. Maksudnya, Angkot dan Angdes yang ngetem di Terminal Kalimantan dipindahkan sementara ke Terminal Pasar Atas. “Teknisnya akan diatur nanti. Sebab kita belum tahu kondisi di lapangan. Sedangkan parkir Jalan Kalimantan dialihkan ke jalan terdekat seperti Jalan Panorama dan Jalan Jenderal Sudirman,” ucapnyanya.
Sekedar mengiatkan, Pemkot Lubuklinggau memprogramkan Jalan dan Terminal Kalimantan akan disatukan, pagar pembatas yang memisahkan jalan dan terminal akan dibongkar.(06)

0 komentar

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic
Image Hosting

Pak Luuuuuuuuuurrrr...!!!

Tivi Dewek
“Mekak kite laade tivi dewek lamulai tayang dan pacak noton bola,” Kate Mamad. “Name hetu mad, tivi dewek tu, awo musim bola” tanye Pak Lur.
“La tula we tipi wang kite kak ugek acara tv gok wang aseng tua,’ uji Mamad. “Wai la pakam nia man tu, pacak le kite kak noton tivi dewek men gek tu,” uji Pak Lur.
“Nah biaso’a wang mosem bola kak benyak nobar,’ uji Mamad. “ lah nobar le nga kak, ape nobar tu” uji Pak Lur.
“Lah nonton bareng, uji wang mekak tu” kate Mamad. “Ah col kade mad, nak gek nobar nia mun de tivi dewek noton dewek,’ kate Pak Lur. “Nah pi hare le mun col antena e, masih nak nobar le” kate Mamad.(*)

    ARSIP BERITA