Image Hosting

LUBUKLINGGAU-Pengoperasian Pasar Ikan Simpang Periuk, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II terkendala belum ada listrik. Namun demikian Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kota Lubuklinggau menargetkan akhir Februari 2011 difungsikan.
Infomasi tersebut seperti dikatakan Kadiskanak Kota Lubuklinggau, Subandio Amin kepada wartawan koran ini di sekretariat kelompok pedagang ikan Mina Sejahtera di Pasar Bukit Sulap, Kelurahan Ulak Surung, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Sabtu (5/2) setelah acara sosialisasi pengoperasian Pasar Ikan Simpang Periuk sekaligus peresmian kelompok pedagang ikan Mina Sejahtera.  Subandio yakin rencana mengoperasikan Pasar Ikan Simpang Periuk dapat diwujudkan pada akhir Februari. Sebab pihaknya bersama pedagang sudah mengecek lokasi sekaligus melakukan persiapan. Sumber air untuk keperluan pedagang sudah siap. Demikian pompa air dan tower penampungan air sudah siap.
“Memang kendalanya belum ada aliran listrik. Makadari itu kita minta kesedian kelompok untuk menanggulanginya karena memang pemerintah belum menggarkan dana untuk pemasangan listrik, sementara itu APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) 2011 sudah disahkan. Nanti akan kita anggarkan dalam APBD Perubahan 2011, kalau menungguh anggaran masih lama. Untuk itu kita minta kesedian kompok pedagang untuk menanggulangi terlekebih dahulu. Nanti setelah ABPD-Perubahan 2011 disahkan kita kembalikan. Kelompok pedagang bersedia untuk menanggulangi,” jelasnya.
Subandio menambahkan, pihaknya minta dukungan DPRD Kota Lubuklinggau untuk menganggarkan dana pemasangan listrik di Pasar Ikan dalam APBD-Perubahan 2011 nanti. “Tadi juga kita sampaikan kepada Pak Merismon, Wakil Ketua DPRD Kota Lubuklinggau yang memang menghadiri acara sosialisasi ini. Pada dasarnya Pak Merismon mendukung,” ungkapnya.
Menurut Subadio, pedagang ikan yang akan di tempatkan di Pasar Simpang Periuk lebih kurang 50 pedagang sesuai jumlah lapak yang tersedia. Selain pedagang ikan di pasar tersebut juga akan ada pedagang ayam, sayur dan kebutuhan pokok lainya. “Namun, kita dobrak dulu, pedagang ikan yang duluan pindah nanti akan diikuti pedagang ayam, sayur dan kebutuhan lain,” ucapnya.
Pihaknya minta kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) untuk meminjamkan tenda kepada pedagang sayur dan kebutuhan kokok lainnya. “Kalau pedagang ikan kan memang sudah ada tempatnya. Sedangkan pedagang lainnya seperti pedagang sayur dan kebutuhan pokok belum ada tempat. Tadi sudah kita sampaikan kepada Pak Suparman, Kadisperindag Kota Lubuklinggau,” paparnya.
Lebih lanjut Subandio mengatakan, pedagang di Pasar Ikan Simpang Periuk akan ditata sedemikian rupa jangan sampai ada pedagang yang menggelar di tepi jalan. “Nanti akan kita tata sedemikian rupa, jangan sampai ada pedagang di tepi jalan. Sebab hal itu dapat menimbulkan kesemerawutan. Disamping itu, kalau ada yang di depan, pedagang di dalam tidak laku. Maka diri itu nanti kita kelompokan, misalnya barisan belakang pedagang ikan bagian depan pedagang sayur. Sehingga nanti ketika pembeli belanja memutar mulai dari depan pedagang sayur kemudian masuk ke barisan pedagang ikan,” katanya.
Adapun tujuan dibentuknya kelompok pedagang ikan, lanjut Subandio, agar mudah untuk mengkoordinir pedagang. “Disamping itu yang paling penting dengan adanya kelompok kita mendorong membentuk koperasi. Daripada selama ini mereka (pedagang ikan) pinjam uang ‘bank keliling’ lebih baik melalui koperasi. Kalau pinjam di ‘bank keliling’ bungahnya 10 persen, mungkin melalui koperasi bisa 2 persen. Lagi pula dengan adanya kelompok mereka bisa mengajukan pinjaman KUR (Kridit Usaha Rakyat) melalui kelompok yang tentu jasa bunga pinjaman lebih ringan dibandingkan pijam di ‘bank keliling’. Bukan itu saja dengan adanya kelompok, dinas bisa membantu memfasilitasi untuk mendapatkan bantuan modal dari pemerintah baik itu ynag dianggarkan dalam APBN, APBD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Dan APBD Kota Lubuklinggau yang dianggarkan oleh SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) lain seperti pinjaman dana bergulir,” paparnya.
Sembari menyebutkan jumlah anggota kelompok pedagang ikan Mina Sejahtera ada 168 orang terdidiri dari pedagang ikan di Pasar Inpres, PBS dan Moneng Sepati. Dipastikan jumlah tersebut pasti akan bertambah seiring bertambahnya jumlah pedagang ikan. “Tidak mungkin pedagang ikan tidak bertambah. Seiring berjalannya waktu tentunya pedagang ikan akan bertambah sesuai kebutuhan,” sebutnya.
Ketua kelompok pedagang ikan Mina Sejahtera, Syarib mengaku bersedia untuk menanggulangi dana memasang listrik di Pasar Ikan. Bahkan menurutnya ia sudah menghubungi PLN. “Insyah Allah, nanti akan kita bicarakan bersama anggota, bagaimana caranya listrik bisa di pasang sebelum akhir bulan ini. Sehingga akhir Februari Pasar Ikan Simpang Perikuk bisa di tempati,” janjinya didampingi Topan Rasyid penasehat hukum Mina Sejahtera.  Menurut Syarib, pihaknya sudah membahas mengenai teknis penempatan pedagang di Pasar Ikan. “Mereka bersedia pindah ke Pasar Simpang Periuk. Lagi pula memang tidak ada tempat lagi di Pasar Bukit Sulap (PBS). Insya Allah mereka bersedia,” ucapnya. (02)

0 komentar

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic
Image Hosting

Pak Luuuuuuuuuurrrr...!!!

Tivi Dewek
“Mekak kite laade tivi dewek lamulai tayang dan pacak noton bola,” Kate Mamad. “Name hetu mad, tivi dewek tu, awo musim bola” tanye Pak Lur.
“La tula we tipi wang kite kak ugek acara tv gok wang aseng tua,’ uji Mamad. “Wai la pakam nia man tu, pacak le kite kak noton tivi dewek men gek tu,” uji Pak Lur.
“Nah biaso’a wang mosem bola kak benyak nobar,’ uji Mamad. “ lah nobar le nga kak, ape nobar tu” uji Pak Lur.
“Lah nonton bareng, uji wang mekak tu” kate Mamad. “Ah col kade mad, nak gek nobar nia mun de tivi dewek noton dewek,’ kate Pak Lur. “Nah pi hare le mun col antena e, masih nak nobar le” kate Mamad.(*)

    ARSIP BERITA