Image Hosting

DKP Kekurangan Armada Angkutan

Selasa, 08 Februari 2011

LUBUKLINGGAU-Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Lubuklinggau masih kekurangan armada angkutan.
“Masalah angkutan masih menjadi kendala. Sebab angkutan yang ada tidak terkafer lagi untuk mengakut sampah,” demikian diungkapkan Kepala DKP Kota Lubuklinggau, Hermansyah melalui Sekretaris, Samiono kepada wartawan koran ini di kantornya bertempat di Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan Pasar Satelit, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Senin (7/2).
Ditambahkan Samiono, jumlah akutan yang ada saat ini terdiridari 12 unit dum truk, 2 unit amrol (mobil pengangkut kontainer, red). Sedangkan kontainer ada 18 unit, itupun sudah banyak yang rusak. Saat ini tiga kontainer tidak bisa difungsihkan karena masih dalam perbaikan. Disamping itu phaknya juga memiliki 10 unit sepeda motor.  Untuk itu lanjut Samiono, rencana ke depan pihaknya merencakan untuk mengadakan armada angkutan diantaranya dum truk, amrol dan L-300. “Kita programkan pengadaan dua dum truk, 2 ambrol dan 5 unit mobil L-300. Pengadaan armada tersebut sebenarnya sudah disulkan dalam APBD tahun anggaran  2011 akan tetapi belum bisa dianggarkan karena terkendala keterbatasan anggaran. Mudah-mudahan tahun depan bisa maka akan kita usulkan lagi,” ungkapnya.
Menurutnya, pihaknya tidak lagi mengadakan gerobak sampah. “Kita tidak lagi mengadakan gerobak sampah kerena tidak efektif, untuk pengakutan sampah jarak dekat dari bak Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ke kontainer dialihkan pakai sepeda motor roda tiga,” paparnya.
Lebih lanjut Samiono menerangkan, penambahan dum truk dan mobil amrol untuk melayani jalur baru diantaranya Jalan Kenanga II hingga ke Kelurahan Eka Marga Kecamatan Lubuklinggau Selatan II. Kemudian Simpang Lapter hingga Kelurahan Taba Lestari, Kecamatan Lubuklinggau Timur I. Selanjutnya ke daerah Jalan Cereme Dalam tembus ke Majapahit.
Apalagi sekarang lanjut Samiono, jumlah kawasan titik pantau penilaian Piala Adipura ditambah. Secara otomatis kawasan yang menjadi titik pantau perlu armada angkutan.
Menurut Samiono, penampungan sampah menggunakan kontainer lebih effektif jika dibandikan membuat kotak TPS. Sebab tidak membutuhkan banyak tenaga. Kalau pakai kontainer cukup dua orang yakni satu sopir dan karnet. “Disamping itu pengambilan sampah lebih mudah karena sudah tertampung di dalam kontainer. Sedangkan jika menggunakan bak TPS sampah mesti angkut lagi dipindahkan ke dalam dum truk,” jelasnya.
Samiono berharap kepada masyarakat yang mengadakan hajan jangan menutup jalan karena mobil pengakut sampah tidak bisa melintas. “Kami sering dikomplen karena sampah di dekat rumahnya tidak diangkat. Bagaimana kami akan mengambil sampah itu kalau di jalan msuk ada tarup hingga menutup badan jalan. Persoalan tersebut memang menjadi dilemma bagi kami karena masyarakat tidak mau tahu. Sementara bagaimana angkutan kita bisa lewat kalau jalan ditutup,” paparnya.    
Ia menyarankan BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) dalam kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) jika ada membuat program soal kebersihan anggarkan untuk membuat landasan kontainer saja. Jangan menggarkan beli sepeda motor karena biaya operasionalnya besar. “Nanti masyarakat terbebani akibatnya kami yang disalahkan. Sebab salah seorang warga dari salah satu kelurahan komplen ke DKP kerena merasa dua kali bayar kebersihan. Ternyata setelah ditelusuri yang satu retribusi kebersihan yang dibayar melalui tagihan rekening PDAM. Sedangkan satunya lagi dipungut oleh ketua RT setempat rupanya itu dana untuk oprasional sepeda motor sampah yang diadakan PNPM. Sehingga kita jelaskan retribusi kebersihan yang dibayarkan melalui tegihan rekening PDAM masuk ke kas daerah menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sedangkan kebersihan yang dipungut ketua RT adalah pengelolaan sampah swadaya masyarakat setempat, jadi itu tidak ada hubungan dengan DKP itu murni swadaya masyarakat,” ceritanya.  Maka dari itu lanjut, Samiono setiap dalam kesempatan pertemuan PNPM ia selalu menyarankan untuk tidak membeli sepeda motor. Kalau ada program soal kebesihan programkan saja buat landasan kontainer. “Setiap dalam pertemuan PNPM saya selalu sampaikan,” himbaunya.(02)

0 komentar

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic
Image Hosting

Pak Luuuuuuuuuurrrr...!!!

Tivi Dewek
“Mekak kite laade tivi dewek lamulai tayang dan pacak noton bola,” Kate Mamad. “Name hetu mad, tivi dewek tu, awo musim bola” tanye Pak Lur.
“La tula we tipi wang kite kak ugek acara tv gok wang aseng tua,’ uji Mamad. “Wai la pakam nia man tu, pacak le kite kak noton tivi dewek men gek tu,” uji Pak Lur.
“Nah biaso’a wang mosem bola kak benyak nobar,’ uji Mamad. “ lah nobar le nga kak, ape nobar tu” uji Pak Lur.
“Lah nonton bareng, uji wang mekak tu” kate Mamad. “Ah col kade mad, nak gek nobar nia mun de tivi dewek noton dewek,’ kate Pak Lur. “Nah pi hare le mun col antena e, masih nak nobar le” kate Mamad.(*)

    ARSIP BERITA