Image Hosting

LUBUKLINGGAU-Warga Tionghoa di Kota Lubuklinggau rayakan Imlek 2565. Perayaan dimulai sehari sebelum Imlek dengan mengikuti ritual sembahyang kepada Leluhur di rumah masing –masing.
“Sehari sebelum Imlek kami mengadakan ritual sembahyang dengan leluhur mengucapkan syukur atas berkah dan rizki setelah melewati tahun lalu. Apalagi tahun lalu adalah tahun macan yang sangat keras. Tapi dengan itu kita sudah teruji dan saat ini kita memasuki tahun kelinci yang karena sudah teruji, jadinya lincah dalam segala hal mengarungi kehidupan,” kata tokoh Tionghoa, Djonny kepada wartawan koran ini di kediamannya Kelurahan Wirakarya, Kamis(3/2).
Pria yang akrap disapa Djonny Kenyong menambahkan, selain dengan memohon doa kepada leluhur masyarakat Tionghoa biasa sebelum memasuki tahun baru Imlek memasang vuk khi di depan rumah dan di dalam rumah. “Kami memasang vuk khi yang berarti keberuntungan,” ucapnya.
Selain itu, kemeriahan perayaan Imlek yaitu dengan melakukan doa di vihara klenteng dengan memohon doa  dewa–dewa yang ada. Semisal Dewa Langit, Dewa Kwan Im dan dalam rangkaian acara memohon doa tersebut dimeriahkan dengan acara barong sai. ”Sebagai bentuk wujud syukur kita kita melakukan sembahyang di Vihara, klenteng yang sudah disediakan,” ucapnya.
Djonny menambahkan, perayaan Imlek juga lekat dengan yang namanya kue keranjang. Kue keranjang dalam bahasa Cina bernama viampan artinya manis. “Menurut kepercayaan orang Tionghoa adanya kue keranjang tersebut di dapur rumah ada dewa. Dan dewa tersebut setiap tahunnya melaporkan baik buruknya orang yang punya rumah tersebut. Dewa dapur melapor kepada dewa langit, agar laporan tersebut baik maka kami membuat kue keranjang tersebut,” paparnya.
Perayaan imlek juga identik dengan bunga persik. “Bunga persik tersebut ada di setiap–setiap rumah. Adanya bunga persik karena perayaan Imlek masuk musim semi. Perayaan imlek juga identik dengan serba merah. Serba merah tersebut legendanya ada raksasa yang tiap tahunnya suka makan manusia. Merah artinya berani jadi raksasa teresbut takut dengan yang namanya merah ditambah agar raksasa tersebu takut dengan menyalakan mercon. Tentunya juga memasang sesajen di depan pintu agar raksasa tersebut tidak masuk rumah,” kisahnya.
Kemeriahan Imlek lekat dengan yang namanya pemberian ampau. “Pemberian ampau tersebut sejatinya untuk berbagi rizki atas rizki yang didapatkan selama satu tahun. Dan juga agar yang diberikan rizki tersebut lapang jodoh,” ungkap Jhonny sembari ketawa.
Djhonny menambahkan, bagi warga Tionghoa yang beragama Katolik 6 Februari nati akan ada misa tentang Imlek di Gereja Katolik. ”Akan ada nyanyian yang berkaitan dengan Imlek,” pungkasnya. (Mg01)

0 komentar

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic
Image Hosting

Pak Luuuuuuuuuurrrr...!!!

Tivi Dewek
“Mekak kite laade tivi dewek lamulai tayang dan pacak noton bola,” Kate Mamad. “Name hetu mad, tivi dewek tu, awo musim bola” tanye Pak Lur.
“La tula we tipi wang kite kak ugek acara tv gok wang aseng tua,’ uji Mamad. “Wai la pakam nia man tu, pacak le kite kak noton tivi dewek men gek tu,” uji Pak Lur.
“Nah biaso’a wang mosem bola kak benyak nobar,’ uji Mamad. “ lah nobar le nga kak, ape nobar tu” uji Pak Lur.
“Lah nonton bareng, uji wang mekak tu” kate Mamad. “Ah col kade mad, nak gek nobar nia mun de tivi dewek noton dewek,’ kate Pak Lur. “Nah pi hare le mun col antena e, masih nak nobar le” kate Mamad.(*)

    ARSIP BERITA