LUBUKLINGGAU-Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Lubuklinggau sudah menyiapkan perangkat sensus penduduk 2010. Perangkat dimaksud terdiri dari petugas pendataan serta membekali petunjuk pelaksanaan sensus.
“Sensus mulai dilaksanakan 1 hingga 30 Mei nanti. Selama 1 bulan petugas akan melakukan pendataan jumlah penduduk. Bukan hanya mendata jumlahnya, akan tetapi dikelompokan berdasarkan usia. Setidaknya ada 18 pertanyaan wajib ditanyakan petugas sensus kepada kepala keluarga,” demikian diungkapkan Kepala BPS Kota Lubuklinggau, Helmi Tarmizi kepada wartawan koran ini di kantornya Jalan Garuda, Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Rabu (6/1).
Sensus penduduk tidak sekedar untuk mengetahui jumlah penduduk Indonesia saja, akan tetapi hasil sensus menjadi bahan pemerintah untuk menentukan arah kebijakan. Keliru mendata akan mempengaruhi kebijakan pemerintah kedepan. “Makanya petugas sensus orangnya harus memiliki komitmen dan bertanggung jawab terhadap tugasnya. Untuk itulah kami selektif dalam merekrut petugas sensus,” terangnya.
Setidaknya, 433 petugas sensus diturunkan untuk mendata jumlah penduduk. “Dari 433 orang petugas tadi, 90 persen direkrut dari luar lingkungan BPS. Maksudnya, bukan pegawai BPS. Perekrutan petugas sensus sudah selesai. Sistem perekrutan petugas sensus kami meminta kepada kelurahan untuk mengutus warganya menjadi petugas sensus. Bisa dari anggota karang taruna, staf kelurahan, guru, pegawai atau apapun pekerjaannya yang penting mampu dan cekatan untuk menjalan tugas negara ini. Mengenai pendidikan minimal tamatan SMA sederajat,” jelasnya.
Menurut dia, sekitar awal atau pertengahan Maret nanti pihaknya akan memberikan pembekalan kepada petugas sensus. “Kemungkinan akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Sebab, kalau dilaksanakan pembekalan sekaligus untuk 433 orang tidak efektif. Sedangkan koordinator petugas sensus pelatihannya di Palembang. Dan yang melatih BPS Provinsi Sumsel. Namun, untuk petugas lapangan dilatih di Kota Lubuklinggau,” ungkapnya.
Laporan sensus penduduk 2010, kata dia, tidak seperti sensus 2000. Sensus tahun ini dilaporkan menggunakan system scaning. Untuk itu tulisan di blanko sensus harus rapi dan benar. Jangan sampai tulisannya keluar dari kolom blanko.
Dia berharap, hasil sensus 2010 benar-benar akurat. Untuk itu diharapkan peran serta masyarakat. “Maksudnya saat petugas melakukan pendataan atau wawancara hendaknya memberikan informasi yang benar. Satu orang saja tidak terdata sangat mempengaruhi kebijakan pemerintah. Untuk itu saya berharap dalam diri masyarakat akan merasa rugi jika dirinya tidak didata,” urainya panjang lebar.
Dia memberi contoh, misalnya, pemerintah akan menghitung kebutuhan pangan. Sebelumnya pemerintah harus mengetahui jumlah penduduk berdasarkan usia. Sehingga perhitungan kebutuhan pangan dapat diketahui. “Jika satu orang saja tidak terdata, artinya keberadaannya tidak dihitung oleh pemerintah. Dengan demikian perhitungan kebutuhan pangan tadi tidak akurat,” katanya.
Untuk mengakses perkembangan sensus penduduk ketik BPS http://www.bps.go.id. Kini Indonesia sedang mempersiapkan sensus penduduk keenam. Sensus penduduk sebelumnya diselenggarakan pada 1961, 1971, 1980, 1990, dan 2000.
Menurut Sensus Penduduk 2000, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 205.1 juta jiwa, menempatkan Indonesia sebagai negara keempat terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Sekitar 121 juta atau 60.1 persen diantaranya tinggal di Pulau Jawa, pulau yang paling padat penduduknya dengan tingkat kepadatan 103 jiwa per kilometer persegi. Dengan demikian penduduk Indonesia pada 2010 ini diperkirakan sekitar 234.2 juta. (02/net
0 komentar